Ada satu hal menarik dalam perjalanan dari ke Perawang kemaren. Disalah satu pinggir jalan berdiri tegak iklan layanan masyarakat yang berbunyikan "Sungai Bukanlah Tong Sampah". Awesome.
Ngomong-ngomong siapa nih pengarangnya ya, bisa membuat kalimat yang nampak sepele ini tapi benar-benar mempunyai makna yang sangat dalam. Salut.
Terlepas dari itu, memang inilah masalah persungaian kita selamab ini, bukannya apa-apa, tapi masyarakat kita ini, ya termasuk aku sendiri tentunya sudah terkena penyakit akut yang selalu menganggap kalau sungai adalah tong sampah, tong sampah adalah sungai. Fikiran alam bawah sadar kita sudah terprogram secara otomatis untuk menganggap kalau pengen buang sampah ya ke sungai, ngapain jauh-jauh kalau sungai ada, ya kan?
Dan akibatnya nggak ada lagi sungai yang jernih, nggak ada lagi sungai yang bersih, ini terutama untuk sungai-sungai yang ada dikota ya, hitam semua, permukannya penuh dengan sampah, ada botol plastik, baju bekas, plastik dan lain-lain. Ah ikan pun mungkin enggan tinggal disana. Padahal dulunya aku lihat sungai-sungai itu dari arsip foto-foto lama, wah jauh lebih bersih, sangat kontras dengan sekarang. Dalam kehidupan ku sendiri, sudah dua sungai yang ku lihat airnya nggak lagi jernih karena anggapan sungai adalah tong sampah tadi yaitu sungai siak Pekanbaru dan musi Palembang. Belum lagi yang kulihat di TV TV, terutama yang di Jakarta. Aku lupa nama sungainya tapi bentuknya benar-benar memprihatinkan. Dan efek buruk dari sungai-sungai yang penuh sampah ini yaitu terjadinya banjir, karena aliran sungai yang tersumbat oleh sampah. Itulah yang sering terjadi di Jakarta
Lalu bagaimana penanggulangannya?
Karena ini sudah penyakit akut aku rasa nggak ada penanggulangannya selain datang dari pribadi kita masing-masing. Pemerintah paling cuma bisa mengingatkan dengan membuat iklan layanan seperti yang diatas. Selain itu kayaknya nggak mungkin deh, mau pakai denda pun, pasti aja bisa kecolongan nantinya. Layaknya film The Simpson, ada saja cara melanggarnya nantinya.
Atau ada satu lagi cara mungkin. Tapi yang ini agak ekstrim, yaitu sewa tukang hipnotis ternama Rommy Rafael buat mengubah konsep alam sadar semua orang yang telah salah tadi. Tapi pertanyaanya sanggup nggak Rommy Rafael menghipnotis semua orang di Indonesia ini? Sanggupkah?
Ngomong-ngomong siapa nih pengarangnya ya, bisa membuat kalimat yang nampak sepele ini tapi benar-benar mempunyai makna yang sangat dalam. Salut.
Terlepas dari itu, memang inilah masalah persungaian kita selamab ini, bukannya apa-apa, tapi masyarakat kita ini, ya termasuk aku sendiri tentunya sudah terkena penyakit akut yang selalu menganggap kalau sungai adalah tong sampah, tong sampah adalah sungai. Fikiran alam bawah sadar kita sudah terprogram secara otomatis untuk menganggap kalau pengen buang sampah ya ke sungai, ngapain jauh-jauh kalau sungai ada, ya kan?
Dan akibatnya nggak ada lagi sungai yang jernih, nggak ada lagi sungai yang bersih, ini terutama untuk sungai-sungai yang ada dikota ya, hitam semua, permukannya penuh dengan sampah, ada botol plastik, baju bekas, plastik dan lain-lain. Ah ikan pun mungkin enggan tinggal disana. Padahal dulunya aku lihat sungai-sungai itu dari arsip foto-foto lama, wah jauh lebih bersih, sangat kontras dengan sekarang. Dalam kehidupan ku sendiri, sudah dua sungai yang ku lihat airnya nggak lagi jernih karena anggapan sungai adalah tong sampah tadi yaitu sungai siak Pekanbaru dan musi Palembang. Belum lagi yang kulihat di TV TV, terutama yang di Jakarta. Aku lupa nama sungainya tapi bentuknya benar-benar memprihatinkan. Dan efek buruk dari sungai-sungai yang penuh sampah ini yaitu terjadinya banjir, karena aliran sungai yang tersumbat oleh sampah. Itulah yang sering terjadi di Jakarta
Lalu bagaimana penanggulangannya?
Karena ini sudah penyakit akut aku rasa nggak ada penanggulangannya selain datang dari pribadi kita masing-masing. Pemerintah paling cuma bisa mengingatkan dengan membuat iklan layanan seperti yang diatas. Selain itu kayaknya nggak mungkin deh, mau pakai denda pun, pasti aja bisa kecolongan nantinya. Layaknya film The Simpson, ada saja cara melanggarnya nantinya.
Atau ada satu lagi cara mungkin. Tapi yang ini agak ekstrim, yaitu sewa tukang hipnotis ternama Rommy Rafael buat mengubah konsep alam sadar semua orang yang telah salah tadi. Tapi pertanyaanya sanggup nggak Rommy Rafael menghipnotis semua orang di Indonesia ini? Sanggupkah?
Komentar
Posting Komentar