Pernah sekali aku nonton film naruto di episode ujian masuk chunin. Bagi yang nggak pernah nonton manga karangan Masashi Kishimoto ini pasti bingung apa itu chunin, ya seperti ujian ke naikan pangkat bagi PNS lah. Dan satu yang menarik, salah satu bagian ujiannya adalah bagaimana caranya mencontek dengan baik tanpa diketahui oleh pengawas. Maka terlihatlah kreativitas-kreativitas para calon ninja dalam mencontek, dan itu suka atau tidak terlihat mengagumkan, setidaknya bagi aku.
Nggak jauh beda dengan di dunia nyata. Mencontek dalam kehidupan sehari-hari pun juga butuh kreativitas. Ada yang buat contekan di kertas kecil, coretan di dinding, tangan, dan meja, bisik-bisikan dengan teman disekitar, melalui alat komunikasi dan masih banyak cara yang lain tergantung kreativitas masing-masing para pencontek. Dan salah satu manfaat positif mencontek menurut aku adalah melatih otak kanan. Dimana sumber dari segala kreativitas ini diatur oleh sang otak kanan. Jadi dengan mencontek, maka otak kanan kita akan bekerja dengan baik. Nggak ngganggur lagi. Karena selama ini dalam belajar, tak bisa dipungkiri, hanya otak kiri yang dominan.
Dalam mencontek juga, kita bisa melatih instuisi kita dalam menghadapi bahaya, meningkatkan kewaspadaan terhadap para pengawas. Dan juga berani menghadapi resiko dalam mencontek. Bicara resiko, banyak tempat-tempat ujian yang meberikan hukuman yang berat buat pesertanya yang ketahuan mencontek. Dari mulai pemotongan nilai, nggak lulus ujian, bahkan yang paling parah DO. Dan para pencontek ini tak pernah takut dengan ancaman tersebut, mereka seakan-akan sudah paham dan berani mengambil resikonya.
Selain itu kita juga mampu melatih diri kita sendiri untuk membaca dengan cepat. Dan jika anda adalah penggemar poker, anda akan mampu melatih poker face anda. Biasanya untuk para pencontek yang mahir, maka mendatarkan ekspresi muka adalah hak yang gampang. Menyembunyikan kegelisahan bukanlah hal yang langka lagi bagi mereka. Jadi jika dibawa kedunia poker, aku rasa itu akan sangat menolong.
Ah mencontek itu memang tidak baik, beberapa tentunya akan kontra terhadap tulisan ini, ya suka-suka mereka sih, tapi terlepas dari itu suka atau tidak, tetap saja mencontek itu punya kegunaan, selain menaikkan nilai tentunya. Dan yang diatas itulah beberapa contohnya.
Untuk pengalaman mencontek sendiri aku pernah mengalami kejadian yang tak terlupakan seumur hidupku,yaitu sewaktu aku kelas X SMA dan pada saat ujian mata pelajaran Biologi.
Begini ceritanya, bersama seorang teman sebangku, sebut saja DS, kami mengalami kepanikan yang sangat saat beberapa jam sebelum ujian biologi. Belajar nggak ditambah materi banyak pula, bayangkan 2 bab dan
100% teori. Shit. Dan jujur saja Biologi merupakan salah satu pelajaran yang paling aku benci. Hampir semuanya mengenai hapalan, dan aku sangat lemah dihapalan ini.
Jadi pada pelajaran sebelum ujian Biologi ini, kami mengatur strategi untuk membuat contekan di meja masing-masing. Karena ada dua bab yang akan di teskan mata satu bab satu meja, yang artinya aku mengerjakan bab yang anggap saja 5 dan temanku mengerjakan bab 6. Maka total pada pelajaran saat itu kami nggak menyimak, berlagak sok mencatat padahal yang dicatat adalah contekan untuk Biologi nanti. Singkat kata, akhirnya kami mampu kejar target dengan selesai buat contekan pas beberapa saat
sebelum ujian Biologi dimulai.
Nah akhirnya ujian pun dimulai, untuk ujiannya sendiri menggunakan sistem satu meja ujian, dan meja lainnya menunggu diluar dulu. Jadi setelah dilakukan undian, maka baris meja aku yang harus ujian duluan dan temanku terpaksa untuk sementera menunggu diluar. Ya nggak masalah sih, toh persiapan kami sudah "matang". Oh ya satu lagi, soalnya semuanya dibacakan dahulu, baru nanti setelah soal selesai dibacakan, kami baru boleh mengisi.
Soal pertama, "bla bla bla" kata sang guru, dan kebetulan dimejaku ada jawabannya. "Mantap" teriakanku dalam hati. Seakan belum puas, timbullah niat iseng, buat jatuh mental teman-teman, maka aku pun bersorak girang YES. Maka sudah bisa dipastikan teman-temanku akan panik dengan reaksiku tadi. Hahaha rencana sukses. Begitulah seterusnya sampai soal terakhir dibacakan, aku terus bersorak untuk menjatuhkan mental teman-temanku. Dan sialnya nggak hanya teman-teman yang reaktif, sang guru pun mulai menaruh curiga.
Ah masa bodohlah.
Selesai soal dibacakan, maka kami mulai mengerjakan soalnya, seperti yang telah kuduga, soal nomor satu selesai dengan gampang. Begitu mau menuju nomor dua, ada satu yang diluar dugaanku, guru yang dari tadi sudah mulai menaruh curiga, bergerak menuju mejaku, dan mulai memperhatikandengan seksama semua yang ada disekelilingku. Meja, bangku dinding semuanya diperhatikannya.Dan usaha guru itupun berhasil, coretan di meja terbaca oleh sang guru. Sial. Hancurlah semua rencana. Gara-gara iseng tadi nih.
Sebagai hukuman, entah beruntung atau bukan aku hanya disuruh pindahke meja guru di bagian depan. Ah contekan nggak ada lagi, bisa bisa remidi nih.Dan ya itulah yang terjadi.
Oh ya untuk temanku tadi, yang ujiannya setelah aku,lebih parah lagi. Tanpa basa basi, langsung disuruh duduk di depan sejak pembacaansoal ujian dimulai. Senjata yang sudah susah susah dibuatnya jadi nggak bisa dipakai.Ya bisa ditebak lah, nilai ujianku lebih baik daripada dia. Walaupun ujung-ujungnya kami sama-sama remidi. Hahahaha
Untuk pengalaman mencontek sendiri aku pernah mengalami kejadian yang tak terlupakan seumur hidupku,yaitu sewaktu aku kelas X SMA dan pada saat ujian mata pelajaran Biologi.
Begini ceritanya, bersama seorang teman sebangku, sebut saja DS, kami mengalami kepanikan yang sangat saat beberapa jam sebelum ujian biologi. Belajar nggak ditambah materi banyak pula, bayangkan 2 bab dan
100% teori. Shit. Dan jujur saja Biologi merupakan salah satu pelajaran yang paling aku benci. Hampir semuanya mengenai hapalan, dan aku sangat lemah dihapalan ini.
Jadi pada pelajaran sebelum ujian Biologi ini, kami mengatur strategi untuk membuat contekan di meja masing-masing. Karena ada dua bab yang akan di teskan mata satu bab satu meja, yang artinya aku mengerjakan bab yang anggap saja 5 dan temanku mengerjakan bab 6. Maka total pada pelajaran saat itu kami nggak menyimak, berlagak sok mencatat padahal yang dicatat adalah contekan untuk Biologi nanti. Singkat kata, akhirnya kami mampu kejar target dengan selesai buat contekan pas beberapa saat
sebelum ujian Biologi dimulai.
Nah akhirnya ujian pun dimulai, untuk ujiannya sendiri menggunakan sistem satu meja ujian, dan meja lainnya menunggu diluar dulu. Jadi setelah dilakukan undian, maka baris meja aku yang harus ujian duluan dan temanku terpaksa untuk sementera menunggu diluar. Ya nggak masalah sih, toh persiapan kami sudah "matang". Oh ya satu lagi, soalnya semuanya dibacakan dahulu, baru nanti setelah soal selesai dibacakan, kami baru boleh mengisi.
Soal pertama, "bla bla bla" kata sang guru, dan kebetulan dimejaku ada jawabannya. "Mantap" teriakanku dalam hati. Seakan belum puas, timbullah niat iseng, buat jatuh mental teman-teman, maka aku pun bersorak girang YES. Maka sudah bisa dipastikan teman-temanku akan panik dengan reaksiku tadi. Hahaha rencana sukses. Begitulah seterusnya sampai soal terakhir dibacakan, aku terus bersorak untuk menjatuhkan mental teman-temanku. Dan sialnya nggak hanya teman-teman yang reaktif, sang guru pun mulai menaruh curiga.
Ah masa bodohlah.
Selesai soal dibacakan, maka kami mulai mengerjakan soalnya, seperti yang telah kuduga, soal nomor satu selesai dengan gampang. Begitu mau menuju nomor dua, ada satu yang diluar dugaanku, guru yang dari tadi sudah mulai menaruh curiga, bergerak menuju mejaku, dan mulai memperhatikandengan seksama semua yang ada disekelilingku. Meja, bangku dinding semuanya diperhatikannya.Dan usaha guru itupun berhasil, coretan di meja terbaca oleh sang guru. Sial. Hancurlah semua rencana. Gara-gara iseng tadi nih.
Sebagai hukuman, entah beruntung atau bukan aku hanya disuruh pindahke meja guru di bagian depan. Ah contekan nggak ada lagi, bisa bisa remidi nih.Dan ya itulah yang terjadi.
Oh ya untuk temanku tadi, yang ujiannya setelah aku,lebih parah lagi. Tanpa basa basi, langsung disuruh duduk di depan sejak pembacaansoal ujian dimulai. Senjata yang sudah susah susah dibuatnya jadi nggak bisa dipakai.Ya bisa ditebak lah, nilai ujianku lebih baik daripada dia. Walaupun ujung-ujungnya kami sama-sama remidi. Hahahaha
Komentar
Posting Komentar